Cari Blog Ini

Pusat Peradaban

Modern

Entri Populer

Powered By Blogger

Entri Populer

Entri Populer

Selasa, 01 Februari 2011

Post kolonialisme

Poskolonialisme adalah teori kritis terhadap penjajahan yang bersifat erosentris. Mencoba menyadarkan akan negara-negara yang terjajah agar bangun akan keterjajahannya. Penolakan semua yang mengklaim bahwa semua yang ada di negara-negara terjajah, Bahwa seharusnya kaum yang terjajah juga mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh peradaban yang maju. Klaim kemajuan hanya milik penajajah sudah salah kaprah. Bahwa dengan penjajahanlah negara terjajah menjadi maju, padahal semua terjadi tentang kemajuan tanpa harus ada pejajahan. Semangat rasionalitas yang menjadi ciri peradaban modern dimana pikiran subjek ditempatkan sebagai penentu segalanya telah menyebabkan manusia Eropa/Barat menjadi subjek realitas yang lain. Hal ini kemudian oleh sebagian pihak dipandang sebagai sebabdimana alam dunia diluar Eropa di Ekspolarasi, di petakan, dikategorisasi, ditundukkan, dan dikolonialisasi dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun non-fisik. kolonialisme pun tidak dapat dihindari terhadap negara diluar Eropa, seperti dunia ketiga. Hal ini kemudian menciptakan sebuah pengalaman yang kurang menyenangkan-jika dikatakan tidak bagi pihak koloni, primitif dan tidak beradab  membangun pengetahuan bahwa dunia luar Eropa/Barat adalah demikian. Hal ini menciptakan struktur pengetahuan yang hierarkis yang didalamya mengandung dimensi kekuasaan bahwa pihak-pihak koloni lebih maju, lebih rasional dan modern, sementara pihak-pihak yang dikoloni terbelakang tidak beradab. Dengan kata lain, terdapat pola hierakis bahwa kelompok kolonial Eropa/Barat  superior dan pihak terjajah inferior.Dari situlah muncul kesadaran, menelusuri kembali sejarah kolonialisme dan kekuasaan dalam membentuk masa dan realitas masa kini  pada level lokal, nasional, dan global.
  • Poskolonialisme selalu memandang ke belakang atau dibalik. Segala apa yang tertulis dan tertutup untuk menguji secara kritis konstruksi realitas dalam petanda beserta arti-artinya yang tersembunyi.
  • Poskolonialisme menolak segala yang berbau Erosentris, yang melibatkan warisan penjajahan Eropa seperti Inggris, Prancis, Belanda dan kekuatan-kekuatan yang lainnya.
  • Poskolonialisme adalah Studi tentang ideologi dan budaya yang dihasilkan oleh Barat.
  • Poskolonialisme merupakan teori yang digunakan untuk menunjukkan eksistensi Barat sebagai negara penjajah terhadap negara terjajah.
  • Sebagai Studi budaya dan masyarakat pemikir poskolonial berdiri atas dua pijakan diantaranya:
  • (a). Pendekatan posmodernis, yang menolak segalap penwaran modern.
  • (b). Pendekatan Posstrukturalis, mengkritisi fakta-fakta sejarah.
  1. Pemikir Poskolonialisme Edwar Said lahir di Palestina, November 1935 wafat pada tahun 2003. Pada tahun 1973 menerbitkan Orientalisme, karya ini sebagai sumbangan penting analisis kolonilisme dan pemikiran kolonial. Orientalisme Said merujuk pada sangkaan Erosentris terus-menerus atas orang-orang arab dan kebuyaan arab.Pandangan-pandangan Said: Said menyimpulkan penulis Barat menghadirkan Timur sebagai irasional, lemah, feminis, jika dibandingkan dengan Barat, rasional, kuat, dan Masculin. Said menentang perang melawan teror dengan mengatakan bahwa perang ini kemudian oleh para pakar yang mendukung teori kejahatan.
  2. Gayatri Cakravorty Speak di terbitkan Cary Nelson and Lawrence Grossbreg. Spivak lebih mengedepankan kelompok sosialis sulbaltren, bagaimana kelompok-kelompok non elit, menjadi agen perubahan sosial politik. Sulbatren merupakan istilah berpangkat rendah dalam hierarki militer namun diasosiasikan dengan kelompok-kelompok minoritas tertindas dan panorama dominasi elit melalui karya antonio Gramci mengenai Hegemoni. Dominasi dan subordinasi adalah sebuah hubungan yang tidak hanya terjadi antar negara atau dalam etnis tertentu.
  3. Homi K Babha. Kritik terhadap oposisi biner dalam bahasa (rasional Vs emosional, beradab Vs biadab) walaupun komposisi biner itu terjadi dalam posstruktural didalam hubungan kolonialisasi. Penjajah terjadi saling ketergantungan dan dikonstruksikan. Dalam sastra tercampurnya Bahasa ibu dan bahasa  penjajah.
  4.  Asumsi-asumsi dasar poskolonialisme, Relativisme (Cultural Relativisme) pengahancuran penjajah atas budaya tidak dibenarkan secara sosiala dan etika politik, bahasa diskursus kolonialisme bersifat sama (absurdity of colonial language and discours) narasi kolonial selalu digunakan untuk memahami dan menggambarkan pengalaman kolonialnya.
  5. Ambivalensi toward authority lahir dari pertarungan dan perseturan anatara pribumi dan pendatang. Keterasingan penjajah (Colonial Alienation) kolonialisme mengarah pada keterasingan, pribumi ditanahnya sendiri. karena pengalaman traumatik menghilangkan identitasnya sendiri.